Pages

Sabtu, 08 Mei 2010

ringkasan NIC Keperawatan

MANAJEMEN ASAM BASA

Aktivitas:

· Jaga kepatenan akses IV

· Jaga kepatenan jalan napas

· Pantau ABG dan level elektrolit

· Monitor status hemodinamik termasuk CVP (tekanan vena sentral), MAP (tekanan arteri rata-rata), PAP (tekanan arteri paru)

· Pantau kehilangan asam (muntah, diare, diuresis, melalui nasogastrik) dan bikarbonat (drainase fistula dan diare)

· Posisikan untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat seperti membuka jalan napas dan menaikkan kepala tempat tidur

· Pantau gejala gagal pernapasan seperti PaO2 yang rendah, peningkatan PaCO2, dan kelemahan otot napas

· Pantau pola napas

· Pantau factor penentu pengangkutan oksigen jaringan seperti PaO2, SaO2, kadar Hb dan cardiac output

· Sediakan terapi oksigen

· Berikan dukungan ventilasi mekanik

· Pantau factor penentu konsumsi oksigen seperti SvO2, avDO2 (perbedaan oksigen arterivena)

· Dapatkan hasil labor untuk menganalisa keseimbangna asam basa seperti ABG, urin dan level serum

· Pantau ketidakseimbangan elektrolit yang semakin buruk dengan mengoreksi ketidakseimbangan asam basa

· Kurangi konsumsi oksigen seperti tingkatkan kenyamanan, control demam dan kurangi kecemasan

· Pantau status neurology

· Berikan obat alkali seperti sodium bicarbonat, berdasarkan hasil ABG

· Berikan oral hygiene dengan sering

· Dorong pasien dan keluarga untuk aktif dalam pengobatan ketidakseimbangan asam basa

PEMANTAUAN ASAM BASA.

Defenisi : mengumpulkan dan menganalisa data Klien untuk mengatur keseimbangan asam basa.

Aktivitas :

  1. ambil dan analisa nilai gas darah arteri, pastikan sirkulasi adekuat sampai ke extremitas sebelum dan sesudah pengambilan darah arteri.
  2. letakkan gars darah arteri dalm tempat yang beku atau dingin, sesuai indikasi, dan kirim ke laboratorium.
  3. catat suhu tubuh klien dan persentase oksigen yang diberikan saat pengambilan darah arteri.
  4. catat apakah nilai PH arteri berada pada kondisi asidosis atau alkalin atau rata – rata (7,4).
  5. catat nilai PaCo2 apakah menunjukkan pernapasan asidosis, alkalosis atau normal.
  6. catat apakah nilai HCo3 menunjukkan adanya asidosis/ alkalosis metabolic atau Normal.
  7. periksa nilai PH dihubungkan dengan PaCo2 dan HCo3 untuk menentukan apakah kondisi asidosis/ alkalosis berhasil dikompensasi atau tidak.
  8. catat nilai PaO2, SaO2, dan HgB untuk menentukan keadekuatan oksigenasi arteri.
  9. monitor end-title Co2, sesuai indikasi.
  10. monitor peningkatan Gap anion (>14 mEq/L), menandakan peningkatan produksi/ penurunan ekskresi asam.
  11. monitor tanda dan gejala deficit HCo3 dan asidosis metabolic (Ex : pernapasan kussmaul, lemah, disorientasi, sakit kepala, anoreksia, koma, PH plasma <>
  12. monitor penyebab penurunan HCo3 (ex : diare, gagal ginjal, hipoksia, asidosis lactic, ketoasidosis diabetikum, malnutrisi, overdosis salisilate).
  13. berikan agen HCo3 oral dan parenteral, sesuai indikasi.
  14. berikan insulin dan potassium untuk terapi ketoasidosis diabetikum, sesuai indikasi.
  15. monitor tanda dan gejala peningkatan HCo3 dan alkalosis metabolic (kaku dan gatal pada extremitas, hipertonus otot, bradikardi, tetanus, PH urin > 7, HCo3 plasma > 26 mEq/L, PH plasma > 7,45, BE > 2 mEq/L, hipokalemia dan retensi CO2.
  16. monitor penyebab peningkatan HCo3 (muntah, suction, hiperaldosteron, diuretic, hipokloremia, kelebihan dalam penyuntikan obat yang mengandung HCo3).
  17. ajarkan Klien untuk menghindari penggunaan obat yang mengandung HCO3 secara berlebihan, sesuai indikasi.
  18. berikan agen farmakologis untuk menggantikan Cl, sesuai indikasi.
  19. monitor tanda dan gejala penurunan asam karbon dan respirasi alkalosis (mengantuk, menguap, tetanus, parestesia,kedutan otot, palpitasi, kaku dan gatal, pusing, muka merah, diaporesis, mulut kering, bingung, PH > 7,45, PaCO2 <>
  20. monitor penyebab penurunan asam karbon dan hiperventilasi (nyeri, demam, ventilasi mekanik dan CNS/ Central Nervous System).
  21. tenangkan Klien untuk menurunkan hiperventilasi, sesuai indikasi.
  22. berikan analgetik, sesuai indikasi.
  23. obati demam, sesuai indikasi.
  24. berikan Cl secara parenteral untuk menurunkan HCO3, sementara memperbaiki penyebab alkalosis respirasi, sesuai indikasi.
  25. monitor tanda dan gejala peningkatan asam karbon dan asidosis respirasi (tremor tangan dengan ekstensi pada tangan, bingung, mengantuk dan berlanjut pada koma, sakit kepala, respon verbal lambat, mual, muntah, takikardi, PH <> 45mmHg, hipokalemia, HCO3 meningkat).
  26. monitor penyebab peningkatan asam karbon dan asidosis respirasi (penyumbatan jalan napas, depresi ventilasi, depresi CNS, penyakit neurology, penyakit paru kronik, penyakit musculoskeletal, trauma dada, infeksi, ARDS/ acute respirasi distress syndrome, gagal jantung, penggunaan obat- obatan depresan napas).
  27. dukung ventilasi dan kepatenan jaln napas pada asidosis respirasi dan peningkatan PaCO2, sesuai indikasi.
  28. berikan terapi O2, sesuai indikasi.
  29. berikan agen microbial dan bronkoilator sesuai indikasi.
  30. berikan oksigen kadar rendah dan monitor narcosis CO2 pada kasus hiperkapneu kronis.

    PEMASANGAN DAN STABILISASI JALAN NAPAS.

    Defenisi : pemasangan dan stabilisasi jalan napas buatan .

    Aktivitas :

    1. pilih ukuran yang sesuai dan tipe jalan napas buatan seperti oropharing dan nasopharing.
    2. masukkan tipe jalan napas oropharing/ nasopharing, pastikan alat ini mencapai dasar lidah, dukung lidah pada posisi depan.
    3. ikat jalan napas oropharing dan nasopharing pada tempatnya.
    4. monitor dispneu, bunyi sonor/ mendengkur, inspiratory crwning saat jalan napas ditempatkan.
    5. ganti jalan napas oro/ nasopharing setiap hari dan pantau keadaan mukosanya.
    6. masukkan esophageal obturator airway (EOA), sesuai indikasi.
    7. auskultasi bunyi pernapasan bilateral sebelum memasukkan esophageal Cuff dari EOA.
    8. kerjasama dengan dokter untuk memilih ukuran yang sesuai dan tipe endotracheal tube atau tracheostomi.
    9. pilih jalan napas buatan dengan cuff bervolume tinggi atau rendah.
    10. batasi insersi endotrakeal tube, dan trakeostomi agar memenuhi syarat dan sesuai dengan Klien.
    11. dorong dokter untuk memasukkan endotrakeal tube melalui oropharing sesuai dengan indikasi.
    12. antu insersi endotrakeal tube dengan intubasi bila perlu dan alat – alat emergensi, dan pada klien yang keracunan, berikan obat – obatan sesuai indikasi/ order dan monitor komplikasi selama intubasi.
    13. Bantu tindakan dengan menggunakan alat- alat yang sesuai, berikan obat- obatan, sediakan lingkungan yang steril dan bersih, monitor perubahan pada kondisi klien.
    14. ajarkan klien dan keluarga mengenai prosedur intubasi.
    15. auskultasi dada setelah intubasi.
    16. masukkan endotrakeal/ trakeostomi cuff dengan kesalahan yang minimal.
    17. stabilkan endotrakeal dan trakeostomi cuff dengan bahan perekat , kain keparatau alat lainnya.
    18. tandai endotrakeal tube pada bibir atau hidung, dengan centimeter dan catat.
    minimalkan pengungkitan dan traksi/ penarikan jalan napas buatan, dengan menggantungkan ventilator tubing dari atas, menggunakan kateter yang fleksibel

0 komentar:

Posting Komentar